Selasa, 24 Desember 2013

GARUDA DI DADAKU

Lagu Garuda didadaku pasti sudah sering terdengar di telinga kita apalagi saat mendukung timnas sepak bola kita bertanding lagi ini yang paling sering dikumandangkan.Kalau mendengar lagu ini mungkin kita pasti teringat piala AFF di tahun 2010 kemaren dimana timnas Indonesia berhasil membakar semangat nasionalisme bangsa Indonesia dengan semangat tempur nya yang begitu dahsyat.. tapi coba pikirkan sejenak dibalik itu semua terdengar sebuah kata-kata yang terucap bagaikan sebuah penyemangat yang sangat dahsyat..

Garuda Di Dadaku..
Garuda Kebangganku...
Ku Yakin Hari Ini Pasti Menang

Kobarkan Semangatmu
Tunjukan Keinginanmu
Ku Yakin Hari Ini Pasti Menang
Penggalan lirik ini bagaikan sebuah mantra yang mampu menyihir bangsa Indonesia untuk tidak membeda-bedakan suku, adat, ras , dsb.. tapi justru di lirik ini membuktikan persatuan  kuat dan semangat yang membara untuk selalu mendukung perjuangan timnas kita apabila bertanding. Ketika peluit panjang tanda pertandingan dimulai rasa nasionalisme yang membara mencapai pada puncaknya .. Dan disitulah nyanyian Garuda Di Dadaku dilantunkan bagaikan sebuah penyemangat untuk timnas Indonesia..

Tidak peduli apakah dia pejabat, artis, ataupun tokoh masyarakat sekalipun.. Tujuan kami datang adalah untuk  menggemakan  Garuda Di Dadaku..

Tidak peduli darimana asalmu Jawa,Sumatra,Kalimantan, Bali, dsb .. Tujuan kami datang adalah untuk selalu menemani mu kapanpun kau bertanding..

Tidak peduli dengan semua perbedaan yang terjadi karena kami semua hanya satu INDONESIA... 

Dan dari lagu ini tersirat banyak sekali harapan dari jutaan warga Indonesia, agar timnas Indonesia mampu menunjukan semangat nasionalisme yang membara untuk membuktikan pada dunia siapa kita sebenarnya...

Indonesia adalah bangsa yang besar.. dan bangsa yang besar harus mempunyai harapan yang besar pula,,  dan harapan itu harus kita bersama realisasikan dengan dukungan dan semangat penuh untukmu Timnas Garuda..

Jayalah Negaraku
Tanah Air Tercinta 
Indonesia Raya

Jayalah Negaraku
Tanah Air Tercinta
Indonesia Raya

Dengan lagu Garuda didadaku ini saya berharap semua rakyat Indonesia dapat bersemangat dalam menghadapi rintangan. Dan tetap membela tanah air hinga titik darah penghabisan.

Biografi Pangeran Diponogoro

Pangeran Diponegoro (lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 – meninggal di Makassar,Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia. Makamnya berada di Makassar. Diponegoro adalah putra sulung Hamengkubuwana III, seorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dari seorang garwa ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama kecil Bendoro Raden Mas Ontowiryo. 

Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang selir, Diponegoro menolak keinginan ayahnya, SultanHamengkubuwana III, untuk mengangkatnya menjadi raja. Ia menolak mengingat ibunya bukanlah permaisuri. Diponegoro mempunyai 3 orang istri, yaitu: Bendara Raden Ayu Antawirya, Raden Ayu Ratnaningsih, & Raden Ayu Ratnaningrum. 

Diponegoro lebih tertarik pada kehidupan keagamaan dan merakyat sehingga ia lebih suka tinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo daripada di keraton. Pemberontakannya terhadap keraton dimulai sejak kepemimpinan Hamengkubuwana V (1822) dimana Diponegoro menjadi salah satu anggota perwalian yang mendampingi Hamengkubuwana V yang baru berusia 3 tahun, sedangkan pemerintahan sehari-hari dipegang oleh Patih Danurejo bersama Residen Belanda. Cara perwalian seperti itu tidak disetujui Diponegoro. 

Riwayat perjuangan 
Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Diponegoro di desa Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adatistiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak. 

Sikap Diponegoro yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu, Diponegoro menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir. Semangat "perang sabil" yang dikobarkan Diponegoro membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama di Surakarta, Kyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan Diponegoro di Goa Selarong. 

Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden. Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan sayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yang bisa menangkap Diponegoro. Sampai akhirnya Diponegoro ditangkap pada 1830. 

Penangkapan dan pengasingan
 
16 Februari 1830 Pangeran Diponegoro dan Kolonel Cleerens bertemu di Remo Kamal, Bagelen (sekarang masuk wilayah Purworejo). Cleerens mengusulkan agar Kanjeng Pangeran dan pengikutnya berdiam dulu di Menoreh sambil menunggu kedatangan Letnan Gubernur Jenderal Markus de Kock dari Batavia

28 Maret 1830 Diponegoro menemui Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Diponegoro agar menghentikan perang. Permintaan itu ditolak Diponegoro. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan dengan teliti. Hari itu juga Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Ungaran, kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia menggunakan kapal Pollux pada 5 April. 

11 April 1830 sampai di Batavia dan ditawan di Stadhuis (sekarang gedung Museum Fatahillah). Sambil menunggu keputusan penyelesaian dari Gubernur Jenderal Van den Bosch. 30 April 1830 keputusan pun keluar. Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Retnaningsih, Tumenggung Diposono dan istri, serta para pengikut lainnya seperti Mertoleksono, Banteng Wereng, dan Nyai Sotaruno akan dibuang ke Manado. tanggal 3 Mei 1830 Diponegoro dan rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado dan ditawan di benteng Amsterdam. 

1834 dipindahkan ke benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan. pada tanggal 8 Januari 1855 Diponegoro wafat dan dimakamkan di kampung Jawa Makassar. Dalam perjuangannya, Pangeran Diponegoro dibantu oleh puteranya bernama Bagus Singlon atau Ki Sodewo. Ki Sodewo melakukan peperangan di wilayah Kulon Progo dan Bagelen.


Bagus Singlon atau Ki Sodewo adalah Putera Pangeran Diponegoro dengan Raden Ayu Citrowati Puteri Bupati Madiun Raden Ronggo. Raden Ayu Citrowati adalah saudara satu ayah lain ibu dengan Sentot Prawiro Dirjo. Nama Raden Mas Singlon atau Bagus Singlon atau Ki Sodewo snediri telah masuk dalam daftar silsilah yang dikeluarkan oleh Tepas Darah Dalem Keraton Yogyakarta. 

Perjuangan Ki Sodewo untuk mendampingi ayahnya dilandasi rasa dendam pada kematian eyangnya (Ronggo) dan ibundanya ketika Raden Ronggo dipaksa menyerah karena memberontak kepada Belanda. Melalui tangan-tangan pangeran Mataram yang sudah dikendalikan oleh Patih Danurejo, maka Raden Ronggo dapat ditaklukkan. Ki Sodewo kecil dan Sentot bersama keluarga bupati Madiun lalu diserahkan ke Keraton sebagai barang bukti suksesnya penyerbuan. 

Ki Sodewo yang masih bayi lalu diambil oleh Pangeran Diponegoro lalu dititipkan pada sahabatnya bernama Ki Tembi. Ki Tembi lalu membawanya pergi dan selalu berpindah-pindah tempat agar keberadaannya tidak tercium oleh Belanda. Belanda sendiri pada saat itu sangat membenci anak turun Raden Ronggo yang sejak dulu terkenal sebagai penentang Belanda. Atas kehendak Pangeran Diponegoro, bayi tersebut diberi nama Singlon yang artinya penyamaran. 

Keturunan Ki Sodewo saat ini banyak tinggal di bekas kantung-kantung perjuangan Ki Sodewo pada saat itu dengan bermacam macam profesi. Dengan restu para sesepuh dan dimotori oleh keturunan ke 7 Pangeran Diponegoro yang bernama Raden Roni Muryanto, Keturunan Ki Sodewo membentuk sebuah paguyuban dengan nama Paguyuban Trah Sodewo. Setidaknya Pangeran Diponegoro mempunyai 17 putra dan 5 orang putri, yang semuanya kini hidup tersebar di seluruh Indonesia, termasuk Jawa, Sulawesi & Maluku. 

Latar Belakang Perang Diponegoro 
Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), adalah perang besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), antara pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi yang dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro. Dalam perang ini telah berjatuhan korban yang tidak sedikit. Baik korban harta maupun jiwa. Dokumen-dokumen Belanda yang dikutip para ahli sejarah, disebutkan bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut. Sementara itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas berjumlah 8.000. 

Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama menjajah Nusantara. Peperangan ini melibatkan seluruh wilayah Jawa, maka disebutlah perang ini sebagai Perang Jawa. Setelah kekalahannya dalam Perang Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesulitan ekonomi berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan berbagai pajak di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka juga melakukan monopoli usaha dan perdagangan untuk memaksimalkan keuntungan. Pajak-pajak dan praktek monopoli tersebut amat mencekik rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita.

Untuk semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya, Belanda mulai berusaha menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, salah satu di antaranya adalah Kerajaan Yogyakarta. Ketika Sultan Hamengku Buwono IV wafat, kemenakannya, Sultan Hamengku Buwono V yang baru berusia 3 tahun, diangkat menjadi penguasa. Akan tetapi pada prakteknya, pemerintahan kerajaan dilaksanakan oleh Patih Danuredjo, seseorang yang mudah dipengaruhi dan tunduk kepada Belanda. Belanda dianggap mengangkat seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan/adat keraton. 

Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang awalnya memerintahkan pembangunan jalan dari Yogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan membelokan jalan itu melewati Tegalrejo. Rupanya di salah satu sektor, Belanda tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang membuat Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan untuk mengangkat senjata melawan Belanda. Beliau kemudian memerintahkan bawahannya untuk mencabut patok-patok yang melewati makam tersebut. 

Belanda yang mempunyai alasan untuk menangkap Pangeran Diponegoro karena dinilai telah memberontak, pada 20 Juli 1825 mengepung kediaman beliau. Terdesak, Pangeran beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Sementara itu, Belanda —yang tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro— membakar habis kediaman Pangeran. 

Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaan beliau. Sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur. 

Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang besar yang akan berlangsung 5 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro, rakyat pribumi bersatu dalam semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati“; sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati. Selama perang, sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. 

INDONESIA HARUS TEGAS !!!

Akhir-akhir ini masih panas dibicarakan tentang penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia. Penyadapan yang dilakukan australia  kepada para pejabat  tinggi negara Indonesia ini tetu menyulut kemarahan warga Indonesia karena Australia dengan seenaknya melakukan penyadapan kepada orang-orang yang dianggap penting di Indonesia. Berkaitan tentang penyadapan yang dilakukan australia terhadap Indonesia, Indonesia harus bertindak tegas dengan melaporkan Australia kepada PBBkarena tindakan tersebut sudah jelas merugikan Indonesia.
Tindakan melaporkan australia lebih baik dilakukan ketimbang hanya berkirim surat dengan perdana mentri australia seperti yang dialkukan oleh presiden SBY karena tindakan tersebut akan tegas mengatakan bahwa Australia dilarang menyadap para petinggi negara Indonesia. Tindakan melaporkan Australia ini akan membuat efek jera kepada Australia karena dengan hukuman yang dijatuhkan oleh PBB tentu Australia akan berpikir berkali-kali untuk melakukan tindakan penyadapan.
Tindakan melaporkan penyadapan kepada PBB sebenarnya sudah lumrah dilakukan oleh negara negara lain. Negara-negara yang melaporkan ke PBB adalah Jerman, Brasil, Spanyol, dan sejumlah negara lainnya, sehingga PBB menerbitkan resolusi  anti penyadapan karena melanggar privasi pemimpin negara dan melanggar hukum internasional. Namun reaksi Indonesia menyikapi aksi penyadapan yang dilakukan Australia cukup unik, yakni marah-marah dan kemudian mengirimkan surat kepada PM Australia Tonny Abbot. Pemerintah Indonesia bis ameninjau kembali perjanjian dengan Australia yakni “Lombok Treaty" yang isinya menitikberatkan pada kerja sama di bidang pertahanan, keamanan, kontra terorisme ,maritime security, dan intelijen.
penyandapan itu bisa dipandang dari tiga aspek yakni yaitu hukum, psikologis dan politik. Dari aspek hukum, kata dia, ada konvensi Wina yang terkait etika hubungan antarnegara, pada aspek politik ada etikanya dalam hal spionase, intelejen, mata-mata dan sebagainya. Penyadapan memang biasa dilakukan sebagai usaha untuk mengumpulkan informasi strategis dan tergantung bagaimana negara bekerja dalam operasi hitam tersebut, tapi ada etika, hukum internasional, dan hubungan politik antar negara.


Selasa, 05 November 2013

Sejarah Kota Semarang

Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan, untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijayasetelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.

Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Kantor KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) di Semarang (1918-1930)

Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang.

Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran lima hari di Semarang.

Tahun 1946 lnggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda.Ini terjadi pada tangga l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, walikota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Narnun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian diluar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti dimasa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.

Daftar walikota Sejak 1945


Sejak tahun 1945 para walikota yang memimpin kota besar Semarang yang kemudian menjadi Kota Praja dan akhirnya menjadi Kota Semarang adalah sebagai berikut:

* Mr. Moch.lchsan
* Mr. Koesoebiyono (1949 - 1 Juli 1951)
* RM. Hadisoebeno Sosrowerdoyo (1 Juli 1951 - 1 Januari 1958)
* Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat (7 Januari 1958 - 1 Januari 1960)
* RM Soebagyono Tjondrokoesoemo (1 Januari 1961 - 26 April 1964)
* Mr. Wuryanto (25 April 1964 - 1 September 1966)
* Letkol. Soeparno (1 September 1966 - 6 Maret 1967)
* Letkol. R.Warsito Soegiarto (6 Maret 1967 - 2 Januari 1973)
* Kolonel Hadijanto (2 Januari 1973 - 15 Januari 1980)
* Kol. H. Imam Soeparto Tjakrajoeda SH (15 Januari 1980 - 19 Januari 1990)
* Kolonel H. Soetrisno Suharto (19 Januari 1990 - 19 Januari 2000)
* H. Sukawi Sutarip SH. (19 Januari 2000 - 2010)
* Drs.H.Soemarmo HS, MSi / Hendrar Prihadi, SE, MM. (2010 - )

Maskot flora dan fauna KOTA SEMARANG

Intermediateegret.jpg


Maskot fauna kota Semarang
Kota Semarang: Burung Kuntul Perak (Egretta intermedia) atau Intermediate Egret.
Burung kuntul perak bertubuh berukuran besar (69 cm).Ukurannya di antara Kuntul besar dan Kuntul kecil.Ciri utamanya adalah paruh agak pendek dan leher berbentuk S tanpa simpul, garis paruh tidak melewati mata.Iris kuning, paruh kuning berujung coklat, tungkai dan kaki hitam. Hidup sendiri atau berkelompok kecil. Kelompok menyebar jika mencari makan, tapi mengumpul jika terganggu atau saat terbang datang dan pergi.Makanannya adalah ikan, katak, serangga air, belalang.Bersarang dalam koloni bersama burung air lain. Sarang dari ranting-ranting yang disusun seperti panggung di atas pohon.Telurnyaberwarna hijau biru pucat, jumlah 3-4 butir.

Buah asam jawa di pohonnya
Maskot flora Kota semarang
Kota Semarang: Asem Jawa (Tamarindus indica Linn).
Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya; biasa digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek.
Asam jawa dijadikan maskot kota semarang karena ada yang bilang bahwa nama kota semarang karena orang semarang banyak yang suka makan masem jawa namun jumlah asem jawa di semarang terbatas jadi nama serang berasal dari baha saja Aseme arang arang  yang berarti pohon asemnya yang jarang jarang karena disukai orang seamarang.



Rama ( karakter wayang yang saya sukai)


Tokoh wayang yang saya sukai adalah Rama karena pada cerita ramayana rama merupakan tokoh yang saya idolakan. Selain itu karena namanya yang mirip saya. Berikut sedikit cerita tentang Rama.

Rama merupakan tokoh wayang yang tergolong ke dalam kisah Ramayana. Rama merupakan tokoh utama dalam kisah ini sehingga menjadikannya sebagai tokoh protagonis. Rama memiliki sikap setia dalam menjalin hubungan dengan kekasihnya Sinta. Kesetiannya bahkan hingga rela berkorban untuk mengembalikan Sinta kepangkuannya. Rama juga berkarakter berani, sabar, dan tidak tamak kekuasaan. Rama juga memiliki jiwa yang ikhlas dalam menghadapi cobaan.

Strategi sosial nasionalisme yang berkelanjtan pada anak muda

Membangun strategi sosial nasionalsime yang berkelanjutan adalah dengan membangkitkan lagi rasa nasionalime anak muda Indonesia. Karena ditangan generasi mudalah masa depan bangsa, bila generasi muda mencintai bangsanya maka kedebannya bangsa itu akan dicintai namun bila generasi muda bangsa tidak mencintai bangsanya maka kedepannya bangsa tersebut akan hancur dan tidak dicintai lagi dan lama kelamaan bangsa tersebut akan dilupakan dan hanya menjadi indentitas tertulis saja tanpa rasa cinta pada bangsanya.
 Tidak ada yang berani menyangkal bahwa indonesia merupakan satu - satunya negara kepulauan didunia yang dianugerahi dengan beragam kekayaan alam maupun kekayaan budaya. Begitu banyak budaya daerah yang tersebar diseluruh tanah air, yang kesemuanya itu bermuara menjadi budaya nasional bangsa Indonesia. Perbedaan tersebut tidak lantas menjadi alasan untuk berpecah belah ataupun terkikisnya solidaritas dikalangan masyarakat Indonesia. hal itu tidak  pula layak untuk dijadikan benteng perlindungan bagi tumbuh berkembangnya sikap sukuisme yang pada akhirnya merupakan kendala dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. menyikapi kondisi aktual yang berkembang, bangsa ini dihadapkan pada dua tantangan. Pertama, menjaga kemurnian esensi dan hakikat nasionalisme, yang berarti juga menjaga kemurnian nilai - nilai kemanusian. Kedua, berupaya secara aktif mengantisipasi perkembangan situasi zaman khususnya arus globalisasi yang sedemikian hebat pengaruh implikasinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada giliranya, dalam mengawal reformasi yang terus bergulir, maka semangat nasionalisme perlu digugah kembali.
Dalam konteks Indonesia, nasionalisme yang mendasarkan diri pada nilai - nilai kemanusian (perikemanusiaan) yang hakiki dan bersifat asasi, tujuannya mengangkat harkat, drajat, serta martabat kemanusiaan setiap bangsa untuk hidup bersama secara adil dan damai tanpa haru ada diskriminasi didalam hubungan-hubungan sosial sebenarnya rasa nasionalisme itu sudah dianggap telah muncul manakala suatu bangsa memiliki cita - cita yang sama untuk mendirikan suatu Negara kebangsaan, sedangkan ciri nasionalisme Indonesia yaitu nasionalisme religius seperti yang dicetuskan oleh Ir. Soekarno adalah nasionalisme yang tumbuh dari budaya Indonesia. Nasionalisme relegius merupakan perpaduan antara semangat kebangsaan dan keberagamaan. Nasionalisme Indonesia bersumber kepada Pancasila, sedangkan semangat relegius bersumber kepada ajaran islam yang menjadi agama mayoritas masyarakat. Antara nilai-nilai pancasila dan islam dapat saling dikompromikan dan tidak saling bebenturan. Kedua unsur tersebut saling mengisi yang melahirkan semangat nasionalisme yang beragama dan semangat beragama yang nasionalis. Selain itu, nasionalisme juga disebutkan sebagai prinsip, rasa dan usaha yang patriotik serta dengan segala daya siap pula untuk mempertahankannya. Sedangkan semangat nasionalisme diartikan sebagai suasana batin yang melekat dalam diri setiap individu sebagai pribadi maupun sebagian bagian dari bangsa dan negara, yang diimplementasikan dalam bentuk kesadaran dan perilaku yang cinta tanah air, kerja keras untuk membangun, membina dan memelihara kehidupan yang harmonis dalam rangka memupuk dan memelihara persatuan dan kesatuan, serta rela berkorban harta, benda bahkan raga dan jiwa dalam membela bangsa dan negara.
Akan tetapi  seiring dengan berjalannya zaman, berbagai peristiwa yang telah terjadi mengindikasikan mulai lunturnya jati diri  bangsa Indonesia khususnya dikalangan  pelajar dan pemuda yang berimbas terhadap penurunan semangat nasionalisme. Ironisnya, tatkala berbagai masalah menimpa bangsa ini, masih banyak para pemuda, politisi maupun kalangan elite yang masih mementingakan kepentingan golongan ataupun kelompok daripada kepentingan bersama. Banyak dari mereka belum sadar bahwa untuk mencapai kemerdekaan bangsa pada saat itu dibutuhkan perjuangan keras bahkan hingga mengorbankan nyawa mereka untuk mati demi sebuah kemerdekaan.  Jika pada zaman pergerakan kemerdekaan semangat nasionalisme diperlukan dan dibangkitkan oleh seluruh rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah maka kini di era globalisasi semangat nasionalisme diperlukan untuk membangun bangsa menuju bangsa yang beradab, bermartabat dan bersaing di dunia internasional tanpa meninggalkan identitas kebangsaannya.
Mengingat sejarah perjuangan bangsa Indonesia 66 tahun yang lalu, kita telah tahu bagaimana semangat nasionalisme yang berkobar pada setiap pemuda bangsa saat itu. Bahkan mereka siap sedia untuk mati demi mempertahankan tanah air kita Indonesia. Tidak adakah sosok seperti Bung Karno yang mampu menumbuhkan dan membangkitkan semangat nasionalisme dan internasionalisme, prinsip kebangsaan, prinsip kesejahteraan serta gotong-royong di dalam hati bangsa ini. Mengingat pidato Bung Karno saat perumusan dasar negara, beliau telah mengatakan “ Di dalam Indonesia merdeka itu perjuangan kita harus berjalan terus, kita harus bersama-sama sebagai bangsa yang bersatu padu, berjuang terus menyelenggarakan apa yang kita cita-citakan di dalam Pancasila“. Ingatkah bangsa kita dengan pidato Bung Karno tersebut. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus mampu mewujudkan generasi yang mempunyai jiwa nasionalisme yang kuat serta mewujudkan cita-cita bangsa.
Apakah semangat nasionalisme bangsa telah tertanam? Apakah kita telah mengobarkan jiwa raga ini untuk kemajuan dan kedaulatan bangsa ? Nampaknya rasa nasionalisme sedikit mulai memudar. Generasi muda saat ini banyak yang kurang bisa memaknai kemerdekaan bangsa dengan baik. Masih banyak yang diam, atau seakan-akan acuh akan nasionalisme. Bukankah pemuda disebut - sebut sebagai agent of change yang diharapkan mampu membawa bangsa ini kearah yang lebih baik .
Potret buram kondisi para pemuda kita saat ini Nampak jelas di depan mata kita. Kecintaan pada produk dalam negeri mulai hilang dengan semakin banyaknya produk asing seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut, dll  telah membanjiri dan menjamur  di negeri ini. Membeli produk luar negeri mereka anggap suatu kebanggaan tersendiri yang dapat menaikkan prestise mereka dihadapan masyarakat. Tampaknya westernisasi telah menyulap pemuda negeri ini menjadi lupa akan jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia yang masih memegang teguh budaya timur. Selain itu, munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar prilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa .
Jika kita gambarkan, nasionalisme saat ini berada dititik nadir, dimana semua kebijakan berkiblatkepada neoliberalisme, sehingga kesejahteraan rakyat jauh dari cita - cita pendiri bangsa. Pada tahun ini juga, moralitas indonesia mencapai titik kulminasi terendah. Korupsi bukan hanya sebagian dari budaya, tetapi juga telah menjadi bagian dari mata pencaharian untuk mendapat tambahan biaya hidup yang semakin membumbung tinggi. Sedangkan bagi yang sudah hidup layak, korupsi merupakan sebagian dari kekuasan.  
Untuk mewujudkan nasionalisme bangsa memang perlu adanya internalisasi nilai-nilai nasionalisme maupun internalisasai nilai pancasila baik pada tingkat sekolah dasar, menengah maupun dalam masyarakat kampus. Hal itu dapat diberikan oleh para pengajar baik guru maupun dosen dalam pendidikan sekolah formal maupun non formal.
Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa adalah sarana untuk membangkitkan semangat nasionalisme, yang dapat dilakukan dengan senantiasa memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan bernegara dalam kehidupan bermasyarakat. Kehendak bangsa untuk bersatu dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia merupakan sarat utama dalam mewujudkan nasionalisme nasional. Dengan demikian, tidak pada tempatnya untuk mempersoalkan perbedaan suku, agama, ras, budaya dan golongan. Kehendak untuk bersatu sebagai suatu bangsa memiliki konsekuensi siap mengorbankan kepentingan pribadi demi menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Tanpa adanya pengorbanan, mustahil persatuan dan kesatuan dapat terwujud. Malah sebaliknya akan dapat menimbulkan perpecahan. Inilah yang telah dibuktikan bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan                           .                                            
                   
            Di samping itu, perlu dikembangkan semangat nasonalisme dalam tiap individu rakyat Indonesia. Nasionalisme yang harus dikembangkan adalah kebanggaan yang dapat dirasakan oleh seluruh bangsa, sehingga kehendak untuk bersatu masih tetap berakar di dalam hati sanubari. Semangat nasionalisme yang menghargai perbedaan, kemajemukan dan keanekaragaman termasuk rasa cinta tanah air harus dijunjung tinggi dan ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa, termasuk kepada seluruh individu warga negara Indonesia, baik generasi sekarang maupun kepada generasi penerus bangsa Indonesia, agar disadari hakikat bangsa Indonesia yang besar ini.
Di sisi lain, semangat kebangsaan dalam suatu bangsa yang terbangun sejak jaman kemerdekaan lalu masih tetap relevan dengan dunia masa kini. Bagi Indonesia, rumusan paham kebangsaan telah tercantum dengan jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu membangun sebuah negara kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, membina persahabatan dalam pergaulan antar bangsa, menciptakan perdamaian dunia yang berlandaskan keadilan, serta menolak penjajahan dan segala bentuk eksploitasi, yang bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.                                                                                        

            Upaya mengembangkan paham kebangsaan itu, dengan sendirinya akan menyesuaikan diri dengan tantangan perubahan zaman. Namun, esensinya sama sekali tidak berubah. Nasionalisme harus memperkuat posisi  ke dalam, dengan memelihara dan mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Esensinya adalah berjuang membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis, menegakkan hukum, dan membangun ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Esensi ini tidak akan berubah untuk selama-lamanya                                                                                 .                      
            Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita harus membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang cenderung meredup ditengah peliknya masalah ekonomi dan politik bangsa ini, semangat akan nilai-nilai nasionalisme harus tetap dijalankan. Hal ini kita lakukan untuk mewariskan jiwa patriot dan rasa cinta tanah air kepada generasi anak cucu pada masa mendatang. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa dan kerja keras para pahlawannya. Nasionalisme yang harus dibangkitkan kembali adalah nasionalisme yang diarahkan untuk mengatasi semua permasalahan di atas, bagaimana bisa bersikap jujur, adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korup, toleran, dan lain-lain. Bila tidak bisa, artinya kita tidak bisa lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran total. Dan karakteristik nasionalisme Indonesia adalah kesatuan nasional, solidaritas, non-kooperatif, dan swadaya. Catur karakteristik inilah yang menjadi dasar keberhasilan membangun Indonesia sebagai negara. Reintepretasi catur karateristik nasionalisme menjadi upaya mempersiapkan kebangkitan nasional Indonesia yang merdeka dari kolonialisme, korupsi yang menggurita dalam relasi kebangsaan. Kesatuan nasional tidak dapat dipandang bahwa Indonesia harus berwatak sentralistis-otoriter, dan perjalanandesetralisasi otonomi daerah yang masing compang - camping dapat mendekatkan Indonesia pada gambar ideal cita - cita nasional.
Jadi dari uraian - uraian diatas, ada beberapa langkah alternatif  yang bisa ditempuh untuk menumbuhkan dan meninkatkan semangat nasionalisme bangsa ini terutama di kalangan pemuda , diantaranya :
·        Perlu adanya redefinisi atas pemahaman dan pelaksanaan nila - nilai nasionalisme dalam diri individu bangsa Indonesia khususnya diri pemuda Indonesia. Kegagalan meredefinisi nilai - nilai nasionalisme telah menyebabkan belum lahirnya sosok pemuda Indonesia yang dapat menjadi teladan. Padahal tantangan pemuda saat ini berbeda dengan era 1928 atau 1945. Jika dulu nasionalisme pemuda diarahkan untuk melawan penjajahan , dan sekarang nasionalisme diposisikan secara proporsional dalam menyikapi kepentingan pasar yang diusung dengan kepentingan global dan nasionalisme yang diusung untuk kepentingan Negara. Dengan demikian peran orang tua masih sangat mendominasi segala sector kehidupan berbangsa dan bernegara.
·        Diharapkan pemerintah pusat dapat mempercepat distribusi pembangunan di semua daerah agar tidak tumbuh semangat etnonasionalisme dalam diri bangsa ini.
·        Menempatkan semangat nasionalisme pada posisi yang benar . Nasionalisme tidak dapat diartikan secara sempit. Nasionalisme harus didefinisikan sebagai suatu upaya untuk membangun keunggulan kompetitif, dan tidak lagi didefinisikan  sebagai upaya menutup diri  dari pihak asing seperti proteksi atau semangat anti semua yang berbau asing.Profesionalisme adalah salah satu kata kunci dalam upaya mendefinisikan makna nasionalisme saat ini. Dengan demikian nasionalisme harus dilengkapi dengan sikap profesionalisme.

Ke depan, generasi muda sebagai generasi penerus berada dalam posisi revitalizing agents. Pemuda sebagai sumber kekuatan moral reformasi perlu tetap terbina agar selalu berlandaskan pada kebenaran yang bersumber pada hati nurani serta sikap moral yang luhur, berkepribadian nasional dan berjiwa patriotisme.


Sabtu, 12 Oktober 2013

SENI MELOLOSKAN DIRI

Parkour adalah bergerak atau berpindah tempat dari point A ke point B seefisien dan secepat mungkin yang menggunakan prinsip dari Parkour dengan mengedepankan keindahan bergerak sekaligus diimbangi oleh kemampuan dari tubuh manusia itu sendiri.

Sebenarnya Parkour sudah ada sejak dulu sebelum manusia mengenal kata “Parkour” itu sendiri. Tapi Parkour dideskripsikan dan dikenalkan ke seluruh dunia oleh seorang pria berkebangsaan Perancis yang
dikenal dengan nama Georges Hebert  pada abad 19 yang mengembangkan metode latihan yang mampu mengeluarkan energi manusia yang tersembunyi dalam tubuhnya. Hebert terinspirasi oleh suku di Afrika yang memiliki kemampuan atletik dan gimnastik. Ternyata, yang bisa membuat suku tersebut kuat adalah lingkungan sekitarnya yang telah melatih mereka dengan sendirinya selama bertahun-tahun.

Akhirnya, Hebert menciptakan sebuah latihan yang diberi nama methode naturalle yang terkenal dengan moto ‘etre fort pour etre utile’ atau ‘to be strong, to be useful’.  

Terminology Parkour
Parkour berasal dari kata parcours du combatant yang berarti pelatihan halang rintang untuk sesi militer. Kata Parcours “c” diganti menjadi “k” dan “s”nya dipakai untuk menjelaskan filosofi Parkour itu sendiri. “Parkour’s philosophy about efficiency” .


Sedangkan istilah Traceur adalah sebuah sebutan untuk para praktisi Parkour. Seseorang bisa dikatakan traceur jika orang tersebut sudah memahami arti, basic, dan filosofi dari Parkour itu sendiri. Traceur berasal dari kata “tracer” yang berarti cepat, mempercepat (to trace/ to go fast).

Nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam Parkour 
1. Seni untuk melewati semua masalah dalam track kehidupan

.

Saat kita menjalankan track kehidupan, terdapat banyak rintangan dan masalah hidup yang terlihat seperti obstacles dalam hidup. Semua orang pasti mempunyai tjuan akhir. Tapi saat kita bergerak ke tujuan akhir, banyak rintangan (obstacles) yang menghadang. Dengan memakai prinsip dari Parkour, kita akan berusaha melewati rintangan obstacles tersebut dengan indah dan penuh control. Memecahkan masalah yang kita hadapi dengan efektif dan efisien. Semua manusia pasti mempunyai track kehidupannya masing-masing.

2. Melawan Rasa takut.



Seseorang yang takut untuk mencoba, tidak akan berbuat apa-apa dan tidak akan menjadi siapa-siapa. Semua manusia pasti melewati proses seperti ini. Kalau kita tidak bisa melawan rasa takut, ngga akan ada kemajuan dalam kehidupan. Kita bisa naik motor, sukses dalam bisnis, menang tender dan sebagainya adalah buah dari keberanian kita melawan rasa takut.

Tapi ingat ukur ketakutan dan keberanianmu dengan meteran nyali. Kalau kita terlalu berani, kita akan bertindak bodoh, ceroboh bahkan celaka. Tapi kalo terlalu takut, maka kita tidak akan berbuat apa-apa. Jadi antara rasa takut dan berani harus seimbang.

3. Bangkit dari kegagalan.



Saat kita mencoba suatu gerakan di Parkour, kita akan selalu mengalami kegagalan atau jatuh. Tapi kalo kita terus bangkit berdiri dan mencoba lagi, kita pasti akan bisa menguasai salah satu gerakan tersebut. Begitu pula dalam kehidupan. Intinya berani gagal alias berani jatuh. Coba lagi dan pelajari supaya tidak gagal dan jatuh lagi.

4. Kreatifitas dan kebebasan.



Dalam Parkour kita bisa berkreasi untuk menciptakan gerakan atau menggabungkan beberapa gerakan dasar menjadi gerakan baru tergantung kreatifitas kita. Hidup pun begitu, kita harus kreatif sehingga bisa berguna dan bermanfaat dalam kehidupan. Selain itu, Parkour juga mengajarkan kita untuk bergerak bebas menuju kebebasan tanpa melawan aturan.  


Parkour menentang kompetisi.Sebuah kampanye datang dari beberapa praktisi Parkour tentang menentang keras adanya kompetisi dan rival di dalam Parkour. Kompetisi tidak sesuai dengan filosofi dan nilai moral dari parkour yang mengutamakan kebebasan. Kompetisi hanya akan mendorong seseorang untuk mengalahkan orang lain yang disaksikan oleh penonton atau hanya akan menambah keuntungan oleh beberapa corporasi yang hanya mengambil keuntungan dari Parkour.

Latihan Parkour bukan ditujukan untuk melawan atau mengalahkan orang lain. Parkour ditujukan untuk membantu orang lain sehingga manusia mempunyai cara berpikir moderasi (sederhana) dan memiliki ketahanan fisik yang lama. 


1. Landing (Atterrissage or réception)
Gerakan mendarat. Teknik yang dipakai adalah membengkokkan lutut saat jari-jari kaki menyentuh tanah (jangan pernah mendarat dengan telapak; usahakan selalu mendarat dengan jari-jari kaki dalam keadaan memakai sepatu).


2. Balance (Équilibre)
Berjalan di sepanjang bibir obstacle; secara harfiahnya benar-benar menunjukkan "keseimbangan."


3. Cat balance (Équilibre de chat)
Gerakan merangkak di sepanjang bibir obstacles; seperti kucing.




4. Underbar (Franchissement)

Melompat atau berayun melewati sebuah celah pada sebuah obstacles; secara harfiahnya "untuk melewati" atau "untuk menembus”. 


5. Dismount, swinging jump (Lâché)
Bergelantung di salah satu sisi obstacles kemudian memutar badan ke sisi lainnya setelah itu melepaskannnya untuk mendarat 


6. Vault (Passement)
Loncat atau melompati obstacles, kadang-kadang menggunakan tangan. 


7. Pop vault, wall hop (Passe muraille)

Melompati tembok, yang biasanya menggunakan kaki dan ditendangkan ke arah tembok untuk merubah momentum awal ke momentum keatas, serta diikuti dengan penggunaan tangan saat di atas tembok untuk melewati tembok tersebut. 


8. Kong vault/Cat jump/pass (Saut de chat)
Gerakang lompatan dengan diving ke depan sehingga posisi badan terlihat horizontal, kemudian mendarat dengan tangan serta memasukan kaki melewati kedua tangan, sehingga badan kembali ke posisi vertical dan bersiap untuk mendarat. 


9. Dash vault
Melewati obstacles dengan melompat menggunakan kedua kaki terlebih dahulu kearah depan sehingga badan dan kaki terlihat membentuk sudut 90 derajat, dan diteruskan dengan menahan badan dengan kedua tangan.






10.Turn vault Demitour

Melompat dengan gerakan berputar 180° derajat; secara harfiahnya "setengan berputar." Gerakan ini berguna untuk menempatkan diri kalian bergelantungan dari salah satu sisi sebuah object ke sisi satunya untuk melakukan pendaratan jarak pendek atau bersiap untuk melompat ke object lainnya. 

11.Reverse vault
Gerakan melompat dengan perputaran 360°. Dalam lompatan ini, traceur's melompat dengan membalikkan badannya saat melewati sebuah obstacles. 


12.Speed Vault

Lompat melewati obstacles denga kecepatan penuh sambil memiringkan kaki untuk melewati obstacles dibantu dengan hentakan satu tangan  


13.Lazy Vault
Melewati obstacles dengan kecepatan rendah degan menaikkan badan dibantu dengan satu tangan. Setelah melewati obstacles tersebut, kaki diluruskan dan dibantu dengan tanagn yang lain sebagai tumpuan kedua.

14.Muscle up/climb-up (Planche)
Gerakan memanjat. 


15.Roll (Roulade)
Gerakan berguling kedepan setelah melakukan lompatan. Hal ini bertujuan untuk mentransfer momentum atau energi setelah melompat. 


16.Tic tac
Gerakan menendang ke arah tembok yang dimaksudkan untuk melewati obstacle atau mencapai ketinggian untuk meraih sesuatu object.
 




 

Sumber:http://terrrserah.blogspot.com/2010/10/sejarah-dan-serba-serbi-tentang_19.html